Musim Hujan Tiba: Ancaman Pergeseran Gerakan Tanah di Provinsi Banten
Sumber Gambar :Musim Hujan Tiba: Ancaman Pergeseran Gerakan Tanah di Provinsi Banten Provinsi Banten menghadapi tantangan serius selama musim hujan ini. Berdasarkan laporan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) Provinsi Banten, curah hujan yang tinggi telah meningkatkan risiko bencana gerakan tanah di berbagai wilayah. Menurut BMKG, wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang diperkirakan mengalami curah hujan ekstrem dengan status awas, sementara Kabupaten Serang bagian barat berada dalam status siaga. Gerakan tanah bukan sekadar fenomena alamiah, tetapi dapat menjadi bencana besar. Beberapa peristiwa longsor besar di Indonesia, seperti di Bahorok (2003), Ciwidey (2010), dan Banjarnegara (2014), telah memakan banyak korban jiwa dan kerugian material. Di Provinsi Banten sendiri, terdapat beberapa kejadian signifikan: Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak (Januari-Februari 2022): Longsor mengakibatkan kerusakan lebih dari 40 rumah serta beberapa fasilitas pendidikan di Kampung Cihuni, Simpati, dan Tegal. Kerugian material yang ditimbulkan sangat besar dan menggugah pentingnya mitigasi. Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak (2020): Bencana longsor memutus akses jalan utama, mengisolasi desa-desa di sekitar wilayah tersebut selama beberapa hari. Jalur Tol Bocimi, KM 64 (April 2024): Longsor menyebabkan amblesnya jalan tol, menunjukkan pentingnya penilaian risiko pada zona kerentanan tanah sedang hingga tinggi. Faktor Penyebab dan Pemicu Gerakan Tanah Gerakan tanah disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya: Topografi: Kemiringan lereng yang curam meningkatkan risiko tanah bergeser. Kondisi Geologi: Adanya rekahan atau perlapisan batuan mempermudah air menyusup dan melemahkan struktur tanah. Pelapukan: Iklim tropis basah mempercepat pelapukan batuan menjadi tanah yang lemah. Air: Tanah yang jenuh air menjadi lebih berat dan rawan longsor. Aktivitas Manusia: Pembukaan lahan, pembangunan, dan drainase yang buruk sering kali memicu ketidakstabilan tanah. Selain itu, hujan lebat dan gempa bumi adalah pemicu utama terjadinya gerakan tanah. Mari bersama-sama tingkatkan kewaspadaan dan mitigasi demi keselamatan bersama. Sumber: Karya Narasi(ADVETORIAL).